BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Setiap orang yang menjalani proses belajar pasti menginginkan mencapai prestasi yang baik. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam mempelajari suatu ilmu atau pengetahuan dan setelah berinteraksi dengan lingkungan sehingga memperoleh nilai yang berupa angka dari tes belajar serta tingkah laku yang relatif permanen.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Disiplin adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar, sebab disiplin merupakan salah satu modal yang harus dimiliki oleh setiap siswa untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya.
Menurut Singgih Gunarsa (1987 : 15), salah satu yang menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar adalah keteraturan dan disiplin belajar. Kedisiplinan belajar merupakan alat pendidikan yang bersifat preventif dan bertujuan untuk mencegah dan menjaga hal – hal yang dapat menganggu dan menghambat proses belajar dapat dihindarkan. Berdisiplin dalam belajar akan menciptakan kemauan untuk belajar secara teratur dan akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik. Apabila sikap dan kebiasaan belajarnya baik, ia cenderung berprestasi baik.
Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib, nilai serta kaidah – kaidah yang berlaku (Slameto, 1998 : 2). Disiplin mengandung asas taat, yaitu kemampuan untuk bersikap dan bertindak secara konsisten berdasar pada suatu nilai tertentu. Masalah disiplin merupakan masalah yang dihadapi sekolah – sekolah dewasa ini. Oleh karena itu orang tua dan pendidik harus mengajarkan disiplin kepada anak – anak sehingga anak tahu apa yang dilarang dan apa yang tidak dilarang.
Disiplin belajar merupakan sikap yang harus ditanamkan dan dikembangkan sejak dini pada setiap diri manusia, karena disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikan diri, berperilaku tertib, efektif, dan efisien dalam belajar. Disiplin belajar secara rutin memang sulit dilaksanakan, maka perlu pembinaan dan latihan yang rutin untuk membentuk sikap mental dan kebiasaan belajar yang baik serta diharapkan dapat belajar dengan teratur. Keteraturan dapat menunjang dan meningkatkan keberhasilan atau prestasi belajar yang baik.
Di Indonesia masih banyak pelajar yang belum memahami dan melaksanakan kebiasaan belajar yang baik. Akibatnya prestasi belajar mereka belum mencapai hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini pula yang terjadi pada siswa – siswa kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa, sehingga mendorong kami untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara kedisiplinan belajar dan prestasi siswa SMK Masehi PSAK Ambarawa. Permasalahan yang timbul adalah masih adanya siswa yang membolos, tidak mengikuti pelajaran dengan baik melainkan bersendau – gurau, bercakap – cakap dengan teman sebangku atau bahkan bermain – main di dalam kelas. Akhirnya pada saat menjelang pelaksanaan tes, mereka sibuk untuk meminjam catatan teman.
Disiplin harus ditanamkan sedini mungkin baik dalam keluarga maupun sekolah dengan cara menaati tata tertib, melaksanakan anjuran atau perintah baik dari orangtua maupun guru, membiasakan melakukan hal – hal yang baik dan bersifat tidak merugikan diri sendiri dan pihak – pihak lain.
1.2 Rumusan Masalah
Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : apakah ada hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa tahun ajaran 2007 / 2008 dengan membahas :
1. Seberapa tingkat disiplin belajar siswa kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa tahun ajaran 2007 / 2008
2. Apakah ada hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa tahun ajaran 2007 / 2008
1.3 Tujuan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa kelas IX SMK Masehi PSAK Ambarawa Tahun Ajaran 2007 / 2008
1.4 Batasan
Dalam penelitian, penulis melakukan pembatasan terhadap data sebagai berikut :
1. Banyaknya responden adalah 100 Siswa SMK Masehi PSAK Ambarawa.
2. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 12.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Dapat dijadikan acuan pentingnya disiplin belajar bagi siswa
2. Para guru dapat menerapkan disiplin belajar dalam proses belajar dan mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas dan membentuk siswa yang berdisiplin serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
1.6 Langkah Penelitian
Langkah dari metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur tentang Kedisiplinan Belajar Siswa
2. Pembuatan Angket
3. Pengamatan dan pengumpulan data
4. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas data
5. Pengolahan data
6. Analisis dan pembahasan
7. Kesimpulan
8. Pembuatan laporan
BAB II
KIBLAT TEORITIS
KIBLAT TEORITIS
Pada bab ini akan dibahas mengenai landasan teori dan sekilas mengenai profil SMK Masehi PSAK Ambarawa.
2.1. Kedisiplinan
Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin”, yang berarti sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab (Singgih D Gunarsa, 1987 :15). Sejalan dengan itu dijelaskan dalam kamus besar bahasa indonesia (2002 : 268) disiplin adalah ketaatan (kepatuhan kepada peraturan (tata tertib, dsb).
Kata disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang menunjukkepada belajar dan mengajar. Disiplin dikembangkan dengan menunbuhkan kesadaran untuk selalu mematuhi peraturan dan nilai yang selalu dianutnya, walaupun tanpa pengawasan atau sanksi (Ensiklopedia, 1989 :371 - 372).
Menurut slameto (1998 :2) disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukkan kesediaan untuk menepati atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai seta kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian disiplin bukanlah suatu yang dibawa sejak awal, tetapi merupakan sesuatu yang dipengaruhi oleh faktor ajar atau pendidikan. Prilaku disiplin bagi siswa adalah salah satu kunci sukses untuk dapat meraih prestasi studi yang maksimal.
Fungsi utama disiplin adalh untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah menghormati dan mematuhi otoritas. Dalam mendidik anak perlu disiplin tegas dalam hal apa yang harus dilakukan dalam apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan.
2.2. Unsur-unsur disiplin
Unsur-unsur yang terkadung dalam pengertian disiplin mencakup beberapa hal, diantaranya ;
2.2.1. Taat
Taat artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi diimbangi dengan kegiatan lain.
2.2.2.Tertib
Tertib berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Didalam belajar siswa secara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan belajar sebaiknya siswa menentukan arah dan tujuan dari belajarnya sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif dan efisien.
2.2.3.Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa memiliki dan rasa memiliki dan rasa menjaganya agar setiap kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenarannya. Pada saat belajar diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam diri siswa supaya pada saat belajar menumbuhkan rasa memiliki kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat siswa lebih terfokus pada pelajaran yang siswa pelajari dan bukan pada hal lain.
2.3. Tujuan disiplin
Menurut Singgih D. Gunarsa (1987:163), disiplin perlu dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah :
a. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak milik orang lain.
b. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan secara langsung mengerti larangan-larangan.
c. Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk
d. Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman
e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.
2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan
Menurut Gunarsa (2000), dalam usaha menanamkan disiplin pada anak, beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah:
1. Menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak
Dengan azas perkembangan aspek kognitif, maka cara yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat kemampuan kognitif ini.
2. Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini
Menanamkan disiplin anak harus dimulai sejak dini seawal mungkin yakni sejak anak mulai mengembangkan pengertian-pengertian dan mulai bisa melakukan sendiri (tidak lagi “total independent”)
3. Mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin
Dalam usaha menanamkan disiplin perlu dipertimbangkan agar mempergunakan teknik demokratis sebanyak mungkin. Pendekatan yang berorentasi pada kasih sayang harus dipakai sebagai dasar untuk menciptakan hubungan dengan anak.
4. Penggunaan hukuman sebagai bentuk sikap tegas, konsekwensi dan konsistensi
Penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas, konsekwensi dan konsisten dangan dasar bahwa yang dilakukan bukan di anak atau perasaan anak, melainkan perbuatannya yang melanggar aturan.
5. menanamkan sikap disiplin secara berkelanjutan
Menanamkan disiplin bukanlah kegiatan “sekali jadi” melainkan harus bekali-kali melainkan mendorong perlu dilakukan berulang-ulang sampai tercapai keadaan dimana anak bisa melakukan sendiri sebagai kebiasaan.
2.5. Prestasi Belajar
2.5.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (slameto, 2003). Dari pengertian tersebut diatas berarti belajar merupakan proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan yang terjadi di dalam diri individu banyak sekali sifat dan jenisnya bukan setiap perubahan dalam diri individu yang merupakan perubah dalam arti belajar.
Belajar adalah proses dimana tingkah laku yang ditimbulkan adalah diubah melalui praktek atau latihan (slameto, 1998). Dari dua definisi terakhir tersebut menunjukkan bahwa belajar itu merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperlukan melalui latihan maupun pengalaman. Jadi perubah tingkah laku yang tidak melalui proses atau tidak diperoleh melalui latihan maupun dari pengalaman bukanlah kegiatan belajar.
Menurut Winkel (1991) belajar merupakan aktivitas mental adalah psikis yang berlangsung dalam interaksi akatif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan setelah berinteraksi dengan lingkungan.
Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar dapat dikategorikan sebagai berikut (Slameto, 1988 : 3:4):
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinue dan fungsional
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, namun menetap atau permanen
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan teramah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
2.5.2. Prestasi Belajar
Didalam kamus besar bahasa indonesia (2002 :895) menyebutkan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagaiknya). Menurut Ariyono Suyono (1985 :332) prestasi sama dengan achievment Yang mempunyai arti hasil suatu usaha prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam buat skor yang dioeroleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu (nawawi,1981).
Sedangkan menurut tirtonegoro(1984)prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Secara umum prestasi belajar dapat diartikan sebagai pengetahuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran tertentu yang telah ditetapkan pada tiap semester yang meliputi sikap penguasaan materi sebagai tolak ukur keberhasilan siswa disekolah yang selanjutnya tertuang dalam raport yang dinyatakan dalam bentuk nilai yang berkisar antara 0-100. dengan membandingkan hasil tes yang dapat dicapai siswa lain yang ikut belajar dalam kurun waktu yang sama maka dapat diperoleh gambaran kedudukan atas status prestasi tersebut dalam satu kelas.
2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Berbeda-bedanya kemampuan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan berbeda-bedanya prestasi. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :
a. Faktor Internal
Faktor internal yang dimaksud adalah segala sesuatu yang bersumber dari dalam diri subjek yang belajar, seperti faktor psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, motivasi, perhatian , ingatan dan berfikir, dan faktor psikologis yang mencakup penglihatan, pendengaran, gizi, dan kesehatan. Fisiologis terganggu akan mempengaruhi hasil prestasi belajar anak.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala faktor yang bersumber dari luar diri subyek yang belajar, seperti instruksional yang meliputi kurikulum, bahan belajar, guru pengajar, metode penyajian, serta lingkungan belajar yang meliputi lingkungan alam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
c. Faktor Situasional
Faktor situasional menurut Winkel (1987), antara lain :
1. keadaan musim adalah iklim sering menciptakan kondisi psikis atau kondisi fisik pada guru dan siswa yang kurang menguntungkan
2. keadaan waktu yang mencakup jumlah hari dan jumlah jam setiap hari dimana kegiatan belajar berlangsung.
3. keadaan politik ekonomis yang labil dan berubah-ubah membuat guru dan murid menjadi gelisah dan cemas
menurut Sunyobroto (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1. faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu :
a. faktor fisiologis
b. faktor psikologis
2. faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu :
a. faktor sosial
b. faktor non sosial
2.6. Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar
Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya dengan melalui peraturan tata tertib yang diumumkan secara lisan atau tertulis saja. Keteladanan, dorongan serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit sangat diperlukan bahkan keikutsetaan semua warga sekolah secara langsung akan lebih tepat dan berhasil. Keberhasilan penegakan pendidikan lainnya, yaitu peran keluarga dan masyarakat. Menurut Widirahardja (1998:2) apalagi individu atau peserta didik berperilaku disiplin atau bersedia manaati segala peraturan (tata tertib) yang ada dalam kegiatan belajar, merupakan suatu modal dasar yang sangat berharga atau bermakna sekali dalam menunjang tercapainya kegiatan pembelajaran.
Anak yang dapat ke sekolah, tetapi sering membolos, akan menanggung resiko mengalami kegagalan dalam pelajaran (kartono kartini, 1985:78). Anak harus belajar mendahulukan kewajiban-kewajiban sebelum mengejar kesenangan. Belajar harus dengan disiplin karena disiplin adalah kunci sukses. Untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal diperlukan sikap mental siswa dalam mengarahkan seluruh belajarnya.
Anak yang tidak patuh pada peraturan-peraturan sesungguhnya hanya ingin menjalankan rencananya sendiri, dan bukan ingin memberontak. Dalam hal ini anak boleh diberi kesempatan untuk melakukan eksperimentasi dan menguji kemampuannya tetapi harus dibatasi oleh kesanggupan bertujuan agar mempermudah pendidikan anak dan memudahkan anak untuk belajar berbagai peraturan dan tata cara hidupnya serta larangan-larangan dalam hidup.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dijadikan catatan bahwa:
1. kedisiplinan merupakan jembatan untuk menuju kesuksesan, baik di lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Terutama dilingkungan sekolah.
2. hubungan disiplin belajar dan prestasi belajar bersifat psikologis artinya dengan melakukan disiplin belajar, timbul rasa aman dan tenang dalam diri anak didik sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajarnya baik dirumah maupun disekolah.
3. kedisiplinan belajar akan menghasilkan prestasi yang baik dengan bentuk hasil penilaian tertinggi yang merupakan kebanggaan bagi setiap anak didik di sekolah
2.7. Sekilas Tentang Masehi PSAK Ambarawa.
SMK Masehi PSAK Ambarawa merupakan salah satu lembaga swasta yang berdiri sejak th 1972 sampai sekarang masih ingin mendarmabaktikan kepada bangsa dan negara Indonesia di bidang Pendidikan Nasional. SMK Masehi PSAK sangat ingin memberi pelayanan prima kepada masyarakat, siswa, orang tua siswa. Lokasi srategis dan pendidika keterampilan bagi siswa di lingkungan masyarakat ekonomi menengah kebawah adalah andalan kami. Pemberian keterampilan untuk menjadi tenaga penjual (mesin2 bisnis), wirausaha, administrasi kantor (fax,internet,telp) dan pembukuan yang ditunjang dan dilengkapi keterampilan untuk menjahit, memasak, memasarkan, merupakan upaya kami untuk menyiapkan tenaga yang mandiri dan siap kerja.
SMK Masehi PSAK Ambarawa yang sebelumnya dikenal dengan nama SMEA Kristen Ambarawa dibuka pada tanggal 1 Januari 1970. Pada saat itu masih menempati gedung milik SMP Kristen Ambarawa di Jalan Dr. Cipto no. 19 Ambarawa. Pada awal Tahun Ajaran 1979/1980 mulai menempati gedung milik sendiri yang beralamat di Jalan Pemuda Ambarawa Telp./ Fax 0298 591163 e-mail : SMK_ Masehi@Telkom.Net.
SMK Masehi PSAK Ambarawa di bawah naungan Yayasan PSAK yang beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 138 Semarang.
SMK Masehi PSAK Ambarawa termasuk kelompok Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen.
Program Keahlian yang dimiliki meliputi 3 (tiga) Program Keahlian yaitu:
a. Program Keahlian Akuntansi
b. Program Keahlian Sekretaris/ Administrasi Perkantoran
c. Program Keahlian Penjualan
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas langkah-langkah dalam menyelesaikan persoalan penelitian.
3.1. Subjek Penelitian
Subjek atau sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa Tahun ajaran 2007/ 2008. Dipilihnya siswa dan siswi SMK Masehi PSAK Ambarawa karena penulis ingin mengetahui hubungan antara kedisiplinan belajar dan prestasi belajar. Pengamatan dan pengumpulan data dilakukan pada tanggal 16 Juli 2007 sampai dengan 30 Juli 2007.
3.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik atau instrumen :
a. Angket
Angket adalah seperangkat pertanyaan yang disusun untuk diajukan kepada responden. Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara tertulis dari responden berkaitan dengan tujuan penelitian. Angket disusun dalam bentuk daftar pertanyaan dimana setiap pertanyaan mempunyai 4 alat jawaban yang harus dipilih salah satu yang paling sesuai dengan responden. Angket pada Lampiran 2.
b. Observasi
Observasi adalah teknik yang digunakan sebagai pelengkap untuk mengetahui kondisi dan situasi proses belajar dan mengajar pada siswa dan siswi kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa Tahun ajaran 2007/ 2008.
c. Interview
Interview adalah suatu proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan responden maupun pihak yang terkait. Teknik ini digunakan untuk mencari data yang belum terjawab dalam angket yang diisi oleh siswa dan siswi kelas XI SMK Masehi PSAK Ambarawa Tahun ajaran 2007/ 2008
3.3. Pemilihan Variabel
Dengan melakukan studi literatur dan konsultasi mengenai elemen-elemen atau segmen-segmen untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dan prestasi belajar siswa, dalam penelitian ini ditentukan 20 variabel awal yang diasumsikan mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Variabel-variabel yang digunakan sebagai berikut :
X1 = Bagi saya, datang kesekolah tidak terlambat adalah kewajiban
X2 = Saya selalu mempersiapkan peralatan sekolah terlebih dahulu agar
dapat mengikuti pelajaran dengan baik
X3 = Saya menyusun jadwal belajar teratur dan selalu menepatinya
X4 = Dengan penuh kesadaran saya menggunakan waktu belajar dengan
sebaik – baiknya, secara tepat dan efisien untuk meningkatkan hasil
belajar
X5 = Saya tetap belajar dengan baik meskipun tidak ada PR
X6 = Saya senang apabila pelajaran kosong dan menggunakan waktu
luang tersebut untuk bersendau gurau, berbicang – bincang dan
bermain dengan kawan – kawan dikelas
X7 = Saya tetap belajar sesuai jadwal yang ada meskipun mendapat nilai
ulangan yang kurang baik
X8 = Saya akan melanggar jadwal belajar bila ada acara TV yang bayar
atau ada kegiatan yang lebih menarik misalnya bepergian dengan
keluarga
X9 = Menjelang ulangan saya belajar semalam suntuk tanpa istirahat dan
tidur
X10 = Saya tidak belajar jika tidak ada ulangan
X11 = Saya mematikan TV saat belajar
X12 = Saya selalu menyimak penjelasan guru dan aktif bertanya apabila
belum mengerti
X13 = Saya aktif menjawab pertanyaan guru
X14 = Saya tidak memperhatikan apabila ada teman yang menjawab
pertanyaan guru
X15 = Saya selalu protes kepada guru apabila dijawaban benar yang
disalahkan di dalam hasil ulangan saya
X16 = Saya selalu mempertahankan pendapat saya dalam diskusi di kelas
X17 = Saya selalu mengikuti Upacara bendera jika diadakan di sekolah
X18 = Saya selalu mengikuti ekstrakulikuler jika diadakan di sekolah dan
itu wajib
X19 = Saya langsung pulang kerumah setelah sekolah usai
X20 = Saya akan mengerjakan PR setelah pulang sekolah
3.4. Teknik Pengukuran Variabel
Pengukuran nilai pada setiap variabel yang diperoleh dari responden dinyatakan dalam skala sikap, yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Pengukuran Skala Sikap
Skala Sikap
Skor
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Setuju
3
Sangat Setuju
4
Sumber : Arikunto, 1983
Pilihan netral disini ditiadakan karena kecenderungan yang terjadi pada sebagian besar penelitian responden akan memilih netral dari pada menentukan sikapnya sehingga kemampuan penelitian dalam mengungkapkan fenomena sikap kurang maksimal.
3.5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis menggunakan pengumpulan data sebagai berikut :
3.5.1. Metode pengumpulan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan penyelidikan yang sedang ditangani, dikumpulkan secara langsung dari lapangan, yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan, survei serta wawancara atau memberi daftar pertanyaan (Darmawan, 2005). Angket disusun untuk mendapatkan data primer tersebut diatas terdiri pertanyaan terbuka tentang identitas, profesi responden dan daftar pertanyaan tertutup tentang profil serta sikap responden.
Data primer yang diperoleh:
1). Data hasil kuesioner yang berupa tingkat kedisiplinan belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa disajikan pada Lampiran 3.
2). Gambaran Proses Kegiatan Belajar Mengajar di SMK Masehi PSAK
Ambarawa (Lampiran 4).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung, misalnya dari dokumen-dokumen, aturan-aturan, undang-undang dan lain-lain. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh dari dokumen-dokumen antara lain adalah :
a. Profil Mengenai SMK Masehi PSAK Ambarawa
b. Kegiatan-kegiatan di Sekolah:
Ø Upacara Bendera setiap Senin Jam 07.00 – 08.00
Ø Ekstrakulikuler setiap Jumat Jam 03.00 – 05.00
3.5.2. Metode penarikan sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah metode Haphazard dan Judgement yaitu sebuah sampel yang diambil secara kebetulan atau seenaknya dengan elemen-elemennya dipilih sekehendak hati peneliti (Cochran, 1991). Dalam penelitian ini diambil sampel sejumlah 100 responden.
3.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas merupakan pengukuran yang penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (kuesioner) sudah valid (sahih) dan reliabel (handal). Untuk pengujian validitas dan reliabilitas, penulis menggunakan uji koefisien korelasi dengan Uji Kendall’s tau_b.
3.6.1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat (Darmawan, 2005). Sedangkan Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat atau Angket dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran. Alat yang menghasilkan data tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai alat yang memiliki validitas rendah.
3.6.2 Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1995). Untuk mengetahui apakah alat ukur reliabel atau tidak, dilakukan uji reliabilitas menggunakan koefisien reliabilitas. Jika nilai koefisien reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,5 yang berarti instrumen dapat dipercaya sebagai alat ukur.
3.7. Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan, kemudian dianalisa dengan menggunakan teknik ko9relasi dari kendall’s tau_b yang terdapat dalam program SPSS versi 12.
1 komentar:
NDESO KAMU,,,
BUAT BLOG ITU YANG MUTU. JANGAN NARZISKAYAK GINI.
OK..
Posting Komentar