Rabu, 05 November 2008

Kepemimpinan yang efektif

INNOVATIVE SCHOOL
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
DI SMP KRISTEN LENTERA
AMBARAWA
Disusun Oleh :
A. Setyo Nugroho
(942007015)


PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA 2008

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan. Manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan , kesehatan jasmani dan rohani , kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut, peranan pendidikan menjadi sangat penting. Pendidikan pada umumnya dilaksanakan di sekolah karena sekolah berfungsi untuk meneruskan nilai – nilai luhur bangsa kepada generasi muda serta berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk terjadinya Proses Belajar Mengajar dan meneruskan nilai – nilai luhur yang efektif perlu adanya kerja sama yang baik antara guru dan siswa, orang tua dan masyarakat disekitarnya sudah barang tentu di bawah koordinasi seorang manager yaitu Kepala Sekolah.Kepala Sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan terhadap kamajuan sekolah. Pada saat menjadi guru tugas pokoknya adalah mengajar dan membimbing siswa untuk mempelajari mata pelajaran tertentu sedangkan Kepala Sekolah bertugas pokoknya adalah “ memimpin“
dan “mengelola” guru beserta stafnya untuk bekerja sebaik-baiknya demi mencapai tujuan sekolah.

Wahjosumidjo mengemukakan bahwa:
Penampilan kepemimpinan kepala sekolah adalah prestasi atau sumbangan
yang diberikan oleh kepemimpinan seorang kepala sekolah, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan
sekolah. Penampilan kepemimpinan kepala sekolah ditentukan oleh faktor
kewibawaan, sifat dan keterampilan, perilaku maupun fleksibilitas pemimpin.
Menurut Wahjosumidjo, agar fungsi kepemimpinan kepala sekolah berhasil
memberdayakan segala sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
situasi, diperlukan seorang kepala sekolah yang memiliki kemampuan profesional
yaitu: kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, pelatihan dan pengetahuan
profesional, serta kompetensi administrasi dan pengawasan.

Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar dengan tenang. Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam hal ini guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang terlalu berorientasi pada tugas pengadaan sarana dan prasarana dan kurang memperhatikan guru dalam melakukan tindakan, dapat menyebabkan guru sering melalaikan tugas sebagai pengajar dan pembentuk nilai moral. Hal ini dapat menumbuhkan sikap yang negatif dari seorang guru terhadap pekerjaannya di sekolah, sehingga pada akhirnya berimlikasi terhadap keberhasilan prestasi siswa di sekolah.
Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan memberdayakan guru-guru agar terus meningkatkan kemampuan kerjanya. Dengan peningkatan kemampuan atas segala potensi yang dimilikinya itu, maka dipastikan guru-guru yang juga merupakan mitra kerja kepala sekolah dalam berbagai bidang kegiatan pendidikan dapat berupaya menampilkan sikap positif terhadap pekerjaannya dan meningkatkan kompetensi profesionalnya. Kepemimpinan kepala sekolah dan sikap guru terhadap pekerjaan merupakan faktor yang cukup menentukan tingkat kompetensi profesional guru.
Memimpin dan mengelola sangat mudah untuk dikatakan tetapi sulit untuk dilaksanakan karena perlu keterampilan khusus dan pengorbanan terutama sekarang yang paling langka adalah keteladanan. Seorang Kepala Sekolah harus menjadi suri teladan, baik bagi guru dan stafnya maupun siswa dan orang tua. Dengan keteladanan yang baik akan menghasilkan kepemimpinan yang kuat sehingga pada gilirannya nanti tujuan pendidikan nasional dapat tercapai sehingga negara kita dihuni oleh manusia – manusia yang bertaqwa.

A. TUJUAN

Diharapkan Kepala Sekolah dapat :
1. Memimpin dan mengelola Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen Lentera Ambarawa dengan baik.
2. Mengembangkan Pendidikan Khususnya di lingkungan sekolahnya umumnya didunia pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari perumusan masalah diatas, penulis merumuskan masalah diatas sebagai berikut: Dapatkah kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Kristen Lentera Ambarawa yang efektif dan inovatif sekolah menjadi berkembang?





BAB II
URAIAN METERI

Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan berdasarkan data empiris dilapangan akan diuraikan tentang : Kepemimpinan Kepala Sekolah, kepimpinan yang efektif dan inovatif sekolah akan berkembang.

A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala Sekolah sangat dipengaruhi oleh hal – hal sebagai berikut :
Kepribadian yang kuat mengembangkan pribadi yang percaya diri,berani, bersemangat, murah hati, dan memiliki kepekaan sosial.
Memahami tujuan pendidikan dengan baik
Pengetahuan yang luas dengan selalu menjadi manusia pembelajar.
Keterampilan profesional yang terkait dengan tugasnya sebagi Kepala Sekolah , yaitu :
Keterampilan teknis: menyusun jadwal, memimpin rapat, dll.
Keterampilan hubungan kamanusian: bekerja sama dengan orang lain, memotivasi, mendorong guru dan staf, dan lain – lain.
Keterampilan konseptual, misalnya mengembangkan konsep pengembangan sekolah, memperkirakan masalah yang akan muncul dan mencari pemecahan.

Untuk mengembangkan sekolah perlu dipahami dan dilaksanakan prinsip – prinsip
kepemimpinan secara umum berlaku , yaitu :
Konstruktif, artinya Kepala Sekolah harus mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang.
Kreatif, artinya Kepala Sekolah harus selalu mencari gagasan dan cara baru dalam melaksanakan tugas.
Partisipatif, artinya mendorong keterlibatan semua pihak yang terkait dalam setiap kegiatan di sekolah.
Kooperatif , artinya mementingakan kerja sama dengan staf dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Delegatif, artinya berupaya mendelegasikan tugas keda staf sesuai dengan tugas / jabatan serta kemampuan mereka.
Integratif , artinya selalu mengitegrasikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah.
Rasional dan Objektif , artinya dalam melaksnakan tugas atau bertindak selalu berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif.
Pragmatis dalam menetapkan kebijakan atau taraget. Kepala Sekolah harus mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimilki sekolah.
Keteladanan , artinya dalam memimpin sekolah , Kepala Sekolah dapat menjadi contoh yang baik.
Adaptabel dan Fleksibel, artinya Kepala Sekolah harus dapat beradaptasi dalam menghadapi situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudahkan staf untuk beradaptasi.

Menerapkan Gaya Kepemimpinan
Untuk menerapkan gaya kepemimpinan oleh Kepala Sekolah tergantung pada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya,diantaranya:
© Gaya Kepemimpinan Delegatif : lebih banyak memberikan dukungan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada staf jika menghadapi staf yang memiliki kemampuan baik dan motivasi kerja yang baik.
© Gaya Kepemimpinan Partisifatif : Kepala Sekolah berpartisipasi aktif dalam mendorong staf untuk menggunakan kemampuannya secara optimal jika mengahadapi staf yang memilki kamapuan kerja baik tetapi motivasi kerja kurang.
© Gaya Kepemimpinan Konsultatif : Kepala Sekolah banyak memberikan bimbingan sehingga kemampuan staf secara bertahap meningkat jika menghadapi staf yang memilki kerja yang kurang baik tetapi memilki motivasi kerja baik.
© Gaya Kepemimpinan Instruktif : Kepala Sekolah lebih banyak memberi petunjuk yang spesifik dan secara ketat mengawasi staf dalam mengerjakan tugasnya.
Mengunakan filosofi Ki Hajar Dewantoro yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani artinya Pemimpin harus selalu membengkitkan semangat seluruh staf. Untuk mengajukan gagasan dan kemudian mewujudkannya, serta mendorong dan mendukung setiap untuk tampil menunjukkan kemampuannya. Keterpaduan antara kepemimpinan dan manajerial: Antara kepemimpinan dan manajerial tidak dapat dipisahkan. Kepemimpinan akan menjiwai manajer dalam melaksanakan tugasnya. Tugas Kepala Sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM, yaitu Educator, Manager, Administrator , Supervisor , Leader , Inovator , dan Motivator .

B. Kepemimpinan yang Efektif dan Inovatif Sekolah akan Berkembang
Dengan berbekal kepemimpinan Kepala Sekolah, Prinsip – prinsip kepemimpinan,
menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda , dan terpadunya antara kepemimpinan dan manejerial diharapkan sekolah akan berkembang. Setiap Kepala Sekolah, guru, siswa dan orang tua bahkan masyarakat tentu berharap sekolahnya berkembang.
Supaya selalu berkembang maka perlu adanya rencana pengembangan yang harus dijadikan landasan kerja seluruh staf, sehingga harus disusun dengan baik. Rencana pengembangan sekolah terdiri dari rencana jangka panjang selama 8 tahun , rencana jangka menengah untuk 4 tahun dan jangka pendek untuk 1 tahun.
Berdasarkan pengalaman kami di lapangan maka kami menyusun rencana pengembangan tersebut di SMP Kristen Lentera Ambarawa dengan berdasarkan pada:
a) Mengkaji kebijakan yang relevan.Misalnya SMP Kristen Lentera Ambarawa merupakan sekolah baru yang didirikan pada tahun 2007 yang sebelumnya dari yayasan PSAK berubah menjadi Yayasan Lentera Edukasi
b) Menganalisa Kondisi Sekolah menggunakan teknik SWOT dengan mengetahui kekuatan , kalemahan , peluang dan ancaman sekolah. Misal SMP Kristen Lentera Ambarawa.
SMP Kristen Lentera Ambarawa mempunyai
ü Kekutan : letak yang sangat strategis , tanah luas , sarana dan prasarana sangat memadai.
ü Kelemahan : belum menjadi sekolah yang favorit di wilayah kecamatan Ambarawa. karena kurangnya bibit unggul dari siswa yang berkompeten.
ü Peluang : dapat menjadi sekolah unggulan
ü Ancaman : Kurangnya disiplin dari para siswa sehingga berdampak pada nama baik sekolah.
c) Menentukan tujuan : dengan dijabarkan Visi , misi , dan strategi untuk SMP Kristen Lentera Ambarawa.

Visi 2007-2012
· Yayasan Lentera Edukasi
Visi Yayasan Lentera Edukasi adalah Terwujudnya Kecerdasan Hidup sesuai Anugerah-Nya. Yayasan Lentera Edukasi terpanggil untuk turut ambil bagian dalam pekerjaan yang telah disediakan Tuhan sebelumnya, yakni proses membuat cerdas menghadapi hidup menjadi kenyataan. Anugerah Tuhan, yang adalah kecerdasan sejati, menjadi arah dan motivator pelayanan Yayasan Lentera Edukasi.

· Sekolah Kristen Lentera
Visi Sekolah Kristen Lentera adalah Terbentuknya Jati Diri Siswa sesuai Anugerah-Nya. Sekolah Kristen Lentera, yang terdiri atas TK, SD dan SMP, memahami bahwa setiap orang diciptakan dengan keunikan dalam anugerah Tuhan. Itulah sebabnya, orientasi Sekolah Kristen Lentera adalah menjadikan setiap orang, yang terlibat dalam edukasi Lentera, bertumbuh sesuai anugerah-Nya. Menjadi diri dalam anugerah-Nya adalah motto Sekolah Kristen Lentera.

Misi 2007-2012
· Yayasan Lentera Edukasi mempunyai tujuan dasar:
1. Menolong pendidik mengembangkan diri sesuai anugerah Tuhan.
2. Membantu pendidik menerapkan anugerah Tuhan kepada siswa didik.
3. Mengembangkan Sistem Edukasi yang berorientasi pada anugerah Tuhan.

· Sekolah Kristen Lentera mempunyai tujuan dasar:
Membantu siswa didik mengenal, menghargai dan mengembangkan anugerah Tuhan dalam dirinya masing-masing.
Mengenalkan Tuhan yang memberikan anugerah kepada siswa didik.
Melatih siswa didik mengendalikan dirinya dalam perkembangan pribadinya.
Mengembangkan potensi positif tiap siswa didik dalam anugerah Tuhan.
Mendampingi orangtua atau pihak keluarga siswa didik memiliki pemahaman yang sama tentang anugerah Tuhan.
Melibatkan kehidupan masyarakat dan permasalahannya, sebagai laboratorium hidup, sehingga siswa dapat belajar untuk memberi solusinya.


Motto Sekolah Kristen Lentera
“Menjadi diri dalam anugerah-Nya”


Sasaran Tahun Ajaran 2007 / 2008
Sasaran Yayasan Lentera Edukasi adalah berlangsungnya proses belajar mengajar di tingkat TK sampai kelas 9 sesuai metode Multiple Intelligences yang berorientasi pada visi Yayasan Lentera Edukasi, dengan tersedianya:
1. Guru dan karyawan yang mencerminkan kehidupan kristiani edukatif.
2. Fasilitas dengan konstruksi yang lebih memadai dari sebelumnya, seperti penggantian atap, pengecatan ulang, reinstalasi listrik dan telepon.
3. Teacher Center sesuai metode Multiple Intelligences.
4. Laboratorium Komputer dengan 25 unit komputer.
5. Laboratorium IPA/Sains dan Tenologi yang mendukung metode Multiple Intelligences.
6. Ruang Perpustakaan dan buku bacaan yang memadai untuk TK, SD dan SMP, baik Guru maupun Siswa.
7. Playground TK sesuai dengan metode Multiple Intelligences.
8. Buku pelajaran TK dan SD kelas 1 sesuai dengan metode Multiple Intelligences.
9. Buku pelajaran SD kelas 2 sampai kelas 9 (SMP kelas 3) sesuai dengan kurikulum yang berlaku, KTSP.

Dengan berbekal kajian di atas dan telah digulirkannya proses MBS dan Program BOS di Sekolah, maka Kepala Sekolah sangat perlu menerapkan kepemimpinan efektif dan inovatif sehingga diharapkan nantinya sekolah akan berkembang sesuai dengan yang telah diprogramkan.
Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang selalu mengandalkan produktivitas yang tinggi dengan termotivitasnya guru rajin di dalam kelas maupun di luar kelas , staf TU bekerja dengan baik dan para siswa mau dan mapu belajar , dapat dibuktikan dari hasil UN, Ulangan Umum , dan lain – lain. Kepemimpinan efektif lebih menitikberatkan pada pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kekeluargaan dibandingkan dengan pendekatan kekuasaan, mengubah paradigma pemimpin dari tadinya harus dilayani harus menjadi pelayan yang baik apakah itu kepada guru dan staf , siswa , orang tua, masyarakat atau pejabat. Kepala Sekolah senantiasa inovatif karena yang dihadapinya kebanyakan manusia yang selalu dinamis dan menghargai perbedaan.













BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dengan bertekad kepemimpinan yang mempunyai kepribadian yang kuat , percaya diri, berani, bersemangat dan memeliki kemampuan sosial, pengetahuan yang luas mempunyai keterampilan profesional dan melaksanakan prinsip – prinsip kepemimpinan serta menetapkan gaya kepemimpinan yang tergantung pada situasi dan kondisi ,efektif dan inovatif duharapkan sekolah akan berkembang dengan baik karena setiap waktu terjadi inovasi – inovasi baru yang mengakibatkan guru dan staf serta siswa bekerja sesuai dengan apa yang diharapjkan dan pada gilirannya menghasilkan giol – gol yang banyak dan indah. Setiap peluang dan kekuatan lebih diberdayakan dan kelemahan harus diantisipasi secara dini.

B. Saran

Ï Prinsip – prinsip ini harus dilaksanakan secara konsisten.
Ï Menjadi pemimpin mudah dikatakan tetapi sulit untuk dilaksanakan.
Ï Pimpinlah diri sendiri dengan baik sebelum memimpin orang lain karena memimpin diri sendiri lebih sulit dari pada memimpin orang lain.










DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 2001. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andi, h. 115-116.
Departemen pendidikan Nasional direktorat Jendral Pendidikan Dasar Menengah.

Direktorat Sekolah Lanjutan . Panduan Manajeman Sekolah.

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mnengah.

Direktorat Tenaga Kependidikan 2001. Petunjuk Praktis Pengembangan Profesi bagi
Jabatan Fungsional Guru.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2001 . Pedoman Implementasi Menajemen
Berbasis Sekolah di Jawa Barat.

Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Sarana Pendidiikan 1997 . Petunjuk
Administrasi Sekiolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, h. 73.

Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Cendekia

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 349.

Tidak ada komentar: